Monday, November 30, 2015

Penyebab Banned Pada google AdSense


Penyebab Banned Pada google AdSense yang harus diwaspadai - Banned salah satu kata yang menyeramkan dan membikin trauma, terutama untuk para publisher google Adsense, kerja keras, dan income yang sudah diperoleh google adsense yang belum sempat kita cairkan, sepertinya akan musnah begitu saja, usaha yang kita lakukan akan sia-sia, oleh karena itu, sebagai publisher google Adsense kita harus senantiasa berhati-hati dan senantiasa mengikuti aturan keijakan google adsense, jika tidak, jerih payah yang sudah kita lekakan akan musanah begitu saja.

Penyebab Banned pada google adsense
Banned Adsense

Beberapa penyebab banned pada google adsense

diartikel kali ini saya akan membahas mengenai penyebab banned pada google adsense yang harus kita waspadai dan hindari, sebagai berikut:

1. Mengklik Iklan Sendiri

Tindakan ini adalah tindakan yang paling dilarang oleh google adsense, jika sampai ketauan melakukan froud click maka resiko terkena banned sangat besar, jangan sekali-kali anda mengakali untuk mengklik iklan sendiri, google adsense adalah teknolgi yang canggih, tindakan ilegal sekecil apapun yang kita lakukan  pada akhirnya akan ketauan dan berpotensi di bannednya bukan hanya iklan google adsense kita, namun bisa jadi akun google adsense juga ikutan dibanned.

2. Menyuruh Orang lain Untuk Mengkilik Iklan

Sama halnya dengan point satu diatas, tindakan menyuruh orang lain untuk mengklik iklan jika ketauan konsequensi yang akan kita dapatkan adalah dibannednya akun adsense kita, jangan pernah berfikir bahwa google tidak akan tau, mesin adsense sangat sensitif sekali satu kali kesalahan yang kita lakukan bisa jadi bencana untuk akun adsense kita, sebaiknya kita hindari hal semacam ini, karena lambat laun tapi pasti pada akhirnya akan ketauan oleh google.

3. Iklan tidak tampil pada salah satu halaman

Setiap artikel kita terbitkan, secara otomatis iklan AdSense pada umumnya akan tampil pada halaman artikel tersebut tergantung dimana kode unit iklan Adsense tersebut kita letakan, namaun kadangkala untuk beberapa kasus artikel yang baru kita publish, iklan Adsense tidak muncul pada halaman tersebut, jika terjadi seperti itu sebaiknya anda harus cepat bertindak, karena jika dibiarkan dapat memicu di bannednya akun adsense yang kita miliki, jika adsense pada salah satu halaman blog kita tidak tampil itu menandakan ada kata-kata sensitif seperti kata-kata berbau pornografi, hacker, judi dan yang lainnya yang dilarang dan melanggar kebijakan google adsense.

Jika terjadi seperti itu sebaiknya kita periksa kembali kandungan isi artikel kita dari muali judul sampai isi artikel, dan jika benar ada kata-kata yang sifatnya berbau porno, judi, hacker atau konten dewasa lainnya serta kata-kata sensitif lainnya sebaiknya diganti dengan yang lebih baik.

Solusi terbaik untuk menghindari terjadinya iklan tidak tampil adalah, selalu review terlebih dulu artikel yang kita buat sebelum kita publish, jika pada tahap review iklan tampil, dapat dipastikan artikel tersebut aman untuk kita publish.

4. Memasang iklan Lekat Atau Iklan Popup

Hal yang harus kita hindari sebagai publisher google adsense adalah, teknik peletakan iklan, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya kita mengikuti aturan peletakan iklan yanf diperbolehkan menurut aturan google adsense, untuk menghindari dibannednya akun google adsense kita, jangan sekali-kali memasang ikalan dengan teknik lekat yaitu iklan akan tetap ada meskipun halaman blog kita scroll, atau kita melakukan teknik pemasangn iklan pada layar popup, ketika halaman blog terbuka iklan adsense, akan tampil pada layar popup, jika terjadi seperti itu secara tidak langsung bisa terindikasi kita menyuruh para pengunjung untuk mengklik iklan tersebut,

jika anda melakukan teknik semacam itu sebaiknya anda tinggalkan dan kembalilah kejalan yang benar, yaitu dengan memasang iklan adsense sesuai dengan yang di rekomendasikan oleh google, sehingga kita terhindar dari dibannednya akun adsense yang kita miliki.


5. Trafik Website rendah dan konstan

Salah satu tugas kita harus diperjuangkan ketika diterima google adsense adalah, berusaha untuk meningkatkan trafik, walaupun pada awal diterima google adsense trafik tidak lebih dari 10 pengunjung perhari, namun trafik harus kelihatan menaik dari  waktu ke waktu, jika dalam beberapa bulan saja trafik tidak ada perubahan dan tetap rendah, sepertinya anda harus merelakan blog anda akan dianggap sebagai blog sampah yang tidak serius keikutsertaan adsense, dan tidak akan dianggap sebagai blog yang berkualitas, blog semacam itu dapat memicu dibannednya iklan google adsense anda.

6. Melanggar Term Of Services (TOS) google adsense,

Sebagai seorang publisher sebaiknya mengetahui dan menaati segala aturan perintah dan larangan yang dikeluarkan oleh team google adsense, jika tidak kemungkinan iklan adsense kita hanya tinggal kenangan. salah satu yang harus kita pelajari adalah TOS AdSense, sebuah keterangan khusus tentang aturan main google adsense.

7. Konten Kopi Paste

Kopi paste untuk sebagian blogger memang dianggap hal yang wajar selama tidak merugikan, namun untuk google adsense sebaiknya jangan sekali-kali untuk menyertakan iklan google adsense pada blog hasil kopi paste tanpa izin dari sipemiliknya, kopi paste sebaiknya tidak seratus persen sama dan harus meletakan link ke sumbernya, google sangat menhargai Haki (hak kekayaan intelektual) untuk  urusan Adsense kita harus serba hati-hati, karena jika terdeteksi isi konten adalah hasil kopi paste ilegal, maka akan berakibat di bannednya iklan google adsense kita pada blog tersebut.

8. Auto Blog

Auto blog adalah blog otomatis, dimana setiap artikel yang diterbitkan adalah duplikasi dari artikel yang dipositng pada blog lainnya. blog semacam ini menjadi target operasi google adsense, jika ketauan maka tamatlah riwayat google adsense kita.


9. Internal Linking yang keliru

Link adalah tautan dalam sebuah halaman situs dan jika diklik akan menuju suatu halaman tertentu, baik dalam domain yang sama maupun berbeda, link dapat membantu SEO onpage, terutama internal linking, awas jangan sampai keliru, ketika kita membuat internal linking, yaitu link yang menuju halaman lainnya pada situs yang sama, jika blog yang kita miliki di manfaatkan untuk menitisasi google adsense, sebaiknya anchor text pada link tersebut disesuaikan dengan judul artikel pada halaman yang ditujunya, jika tidak seperti itu akan berpotensi pada dibannednya iklan adsense.

Misal jika halaman yang dituju oleh sebuah link adalah "optimasi seo onpage pada blog", sebaiknya untuk link ke halaman tersebut kita gunakan anchor text "Optimasi Seo Onpage pada blog" dari pada hanya memasang anchor text "Seo Onpage" saja.

10. Pemasangan iklan Gabungan

Jumlah google adsense untuk satu halaman sebaiknya mengikuti aturan dari google adsense, jangan sekali-kali memasang jumlah iklan lebih dari yang ditentukan, karena jika terjadi seperti itu bisa berakibat google adsense kena banned. selain dari itu jangan sekali-kali mencampur adukan atau menggabungkan iklan google adsense dengan layanan iklan lainnya

11. Blog atau situs Anda adalah situs atau blog MPA (Made for Adsense)

Situs MPA atau made for adsense adalah sebuah situs yang hanya diperuntukan untuk mendapatkan penghasilan iklan adsense saja, namun minin informasi untuk pengunjung, situs seperti itu sangat jelas melanggar aturan adsense tentang MPA, sebaiknya sebuah blog atau situs dibangun untuk tujuan agar bermanfaat bagi para pengunjung dan dapat membantu mereka untuk memperoleh informasi yang dicarinya.

Cara Mudah Menghasilkan Uang dengan Google Adsense

Cara mudah menghasilkan uang dengan Google Adsense untuk pemula, itulah topik bahasan kita pada artikel ini. Google Adsense merupakan solusi monetisasi blog yang banyak dipakai oleh blogger saat ini. Banyak orang berbondong-bondong berusaha menghasilkan uang dari internet dengan melalui program Google Adsense. Google Adsense semakin hari juga semakin populer, apalagi sejak tahun 2012 lalu ketika Google Adsense sudah men-support blog/website berbahasa Indonesia.
Bagaimana cara menghasilkan uang dari Google Adsense? Seperti apa cara mudah mendapatkan uang dengan Google Adsense? Mari kita bahas di artikel ini.

Tidak Ada Shortcut Dalam Menghasilkan Uang dengan Google Adsense

no  shortcut
Ketika kita ingin sukses, tentu saja kita harus berusaha dan belajar. Termsuk dalam urusan menghasilkan uang dengan Google Adsense, kita perlu belajar dan berusaha keras serta menggunakan berbagai teknik yang ada. Jadi jangan terlalu tergiur dengan iming-iming cepat kaya ketika kita mengikuti program periklanan Google Adsense.
Impian mendapatkan ratusan bahkan ribuan dollar per bulan melalui Google Adsense tidak lah salah, apalagi saat ini sudah banyak sekali blogger yang membuktikan bahwa mereka bisa menjadi kaya dan mendapatkan passive income dari internet dengan bermodalkan Google Adsense.
Namun yang pasti harus kita ingat selalu bahwa untuk sukses butuh pengorbanan dan kerja keras.
Nah setelah memahami konsep tadi barulah kita bahas langkah langkah agar bisa menghasilkan uang dari Google Adsense.

1. Mulailah dengan Membangun Sebuah Blog yang Luar Biasa

Hindari membangun blog yang biasa-biasa saja. Berusahalah membuat blog yang bisa menjadi nomor satu di bidang blog tersebut. Contoh kalau Anda membidik pasar “resep kue”, maka usahakan blog Anda bisa menjadi blog terbaik yang membahas tentang “resep kue”.
Dengan menjadi nomor 1, blog Anda akan dikenal luas, dan menjadi rujukan orang-orang. Singkat kata, ketika blog Anda menjadi rujukan orang-orang maka trafik blog Anda akan melonjak.
Ingat dalam PPC (Pay Per Click) ada konsep bahwa semakin besar trafik website kita, maka semakin besar pula potensi klik iklan yang kita dapatkan. Lihatlah website-website sebesar Kompas.com, Detik.com, bisa memasang tarif iklan yang sangat mahal karena website mereka punya jutaan pengunjung per bulannya. Trafik mereka sangat besar.

2. Membangun Follower/Pembaca Setia dari Blog Anda

Membangun blog yang bagus dan luar biasa saja tidaklah cukup. Hal lain yang juga penting adalah menjadikan blog Anda punya banyak pembaca setia. Kenapa harus punya banyak pembaca setia?
Jawabannya adalah semakin banyak pembaca setia dari blog Anda, maka tentu saja akan makin ramai trafik yang dimiliki blog Anda. Ingat, dalam menghasilkan uang dari blog tingkat trafik sangatlah penting. Semakin tinggi trafik semakin besar potensi klik pada iklan kita.
Bagaimana cara menjadikan blog Anda punya banyak pembaca setia?
Caranya adalah dengan menyajikan konten-konten berkualitas terbaik di website Anda. Lihatlah blog-blog yang besar dan populer, mereka dicintai oleh pengunjung karena memberi banyak manfaat kepada pengunjung.
Cari tahu apa yang menjadi kebutuhan pembaca blog Anda, lalu penuhi kebutuhan tersebut.

3. Pasang Iklan Google Adsense Anda Lalu Optimalkan

Jika blog Anda sudah mulai mendapatkan banyak trafik, sudah menyajikan konten-konten berkualitas terbaik maka segeralah pasang iklan Google Adsense di blog Anda. Daftarkan blog Anda di Google Adsense agar Anda bisa segera mendapatkan akses untuk menampilkan iklan Google Adsense.
Ketika hendak mendaftar Google Adsense, pastikan blog Anda tidak melanggar ketentuan dari Google.
Kemudian, kalau misalkan Anda sudah berhasil menampilkan iklan Google Adsense di blog Anda jangan lupa untuk mengoptimalkan iklan tersebut.
Ketika Anda memutuskan untuk bermain” di Google Adsense, Anda juga harus tahu konsekuensinya. Berjaga-jagalah jika suatu saat akun Google Adsense Anda di-banned (terkena sanksi) dari Google. Untuk itu pastikan Anda senantiasa mentaati aturan dari pihak Google Adsense.

Contoh Perhitungan dan Desain Balok Beton dengan SAP2000


Ada contoh kasus seperti gambar di bawah ini:
SAP2000 balok 001
Versi SAP yang kami gunakan adalah SAP2000 Student Version 7.4.0, gratis, jadi tidak ada beban moral untuk digunakan dan disebarluaskan. :)
Model SAP2000 dari balok di atas adalah seperti gambar di bawah. (klik untuk memperbesar)
SAP2000 balok 002
Untuk menggambar model tersebut dengan cepat, bisa dengan menggunakan cara:
  1. Klik menu File → New Model From Template (pastikan unit yang aktif adalah kN-m)
  2. Pilih “Continuous Beam” (pojok kiri atas)

    SAP2000 balok 003
  3. Number of spans = 2. Span length = 6 m. Restraints : Yes. Gridlines : Yes.
  4. Gunakan satu window aktif saja. Tutup window 3-D view
  5. Setelah model terbentuk, ubah panjang bentang kanan menjadi 4 m dengan cara:
    • Klik ganda garis grid paling kanan, akan muncul kotak dialog “Modify Grid Lines”

      SAP 2000 balok 004
    • Ubah panjang bentang 2 menjadi 4 m.

      SAP 2000 balok 005
Selanjutnya balok 1 (kanan) dan balok 2 (kiri) di-divide, dengan menggunakan menu Edit → Divide Frames, masing-masing menjadi elemen sepanjang 1 m.
nb : tujuan dari divide ini adalah sebagai kontrol lendutan. SAP2000 Student Version tidak bisa memberikan output nilai lendutan di sepanjang balok, walaupun dalam display bisa diperlihatkan bentuk lendutannya. Oleh karena itu, balok harus di-divide agar titik-titik ujung segmen bisa ditampilkan nilai lendutannya.
SAP versi terbaru (saya lupa mulai versi berapa), sudah bisa menampilkan besarnya lendutan di sepanjang balok, jadi tidak perlu di divide.
Cara Divide:
  1. Select balok 1 (kanan), klik menu Edit → Divide Frames. Isikan Divided Into 4 frames. Last/First ratio = 1.
  2. Balok 2 juga seperti itu, tapi Divided Into 6 frames.
Hal-hal lain yang perlu dicek antara lain:
  1. Properti material beton

    SAP 2000 balok 006
  2. Frame Section

    Untuk asumsi awal, kita gunakan balok ukuran 300X450.
    Reinforcement type : beam, dengan concrete cover 60 mm.
    Kok bukan 40 mm seperti pada soal? 40 mm itu adalah tebal selimut bersih, sementara yang di SAP2000 itu adalah cover to rebar center. Jadi, yang dimasukkan ke SAP2000 adalah 40 mm + 10 mm (asumsi diameter sengkang) + 0.5*19 (asumsi diameter tulangan utama D19).
    Modification factor, di-set 1 dulu untuk semua. Nanti untuk perhitungan lendutan baru diganti.

    SAP 2000 balok 007
  3. Static Load Case Names

    SAP 2000 balok 008
  4. Load COmbinations.
    Ada 3 kombinasi yang digunakan.
    SERV = DL + LL, untuk menghitung lendutan
    ULT1 = 1.4, untuk desain tulangan
    ULT2 = 1.2DL + 1.6LL, untuk desain tulangan

    SAP 2000 balok 009
  5. Atur Analysis Option. Centang seperlunya.

    SAP 2000 balok 010
  6. Atur Preference → Concrete, sesuaikan koefisien dengan SNI-Beton

    SAP 2000 balok 011
  7. Assign Beban-Beban Yang Sesuai (Point & Uniform). Untuk Asigning beban kami anggap tidak ada masalah. Hati-hati dengan option Replace, Delete, dan Add pada kotak dialog

    SAP 2000 balok 012
Lakukan analisis… RUN!
Setelah Run, cek dulu apakah tidak ada yang aneh dengan hasilnya. Bisa dengan cara mengecek defleksi, atau mengecek diagram gaya dalam, apakah sesuai dengan yang diharapkan.
DESAIN
Jika semuanya oke, kita lanjutkan dengan desain.
Yang harus diperhatikan antara lain:
  1. Pastikan yang aktif adalah Concrete Design

    SAP 2000 balok 013
  2. Cek Design Combos, pastikan beban kombinasinya sudah tepat. Jika ada beban kombinasi yang tidak diinginkan/diperlukan, segera singkirkan.

    SAP 2000 balok 014
Sebelum mengintip hasil desain, sebaiknya ubah dulu satuan yang aktif menjadi N-mm. Soalnya luas tulangan lebih enak dibaca jika menggunakan satuan mm. (Ada juga yang menggunakan cm, itu tergantung selera dan kebiasaan)
A. Desain Tulangan Balok B1 (Kiri)
Tulangan Lapangan (tengah bentang)
  1. Klik kanan pada segmen yang mengalami momen lentur positif terbesar (segmen-3).

    SAP 2000 balok 015
  2. Pada kotak dialog “Concrete Design Information”, cari yang mempunyai nilai maksimum pada kolom “BOTTOM STEEL”. Sorot, kemudian klik Details.

    SAP 2000 balok 016
    SAP 2000 balok 017
  3. Dari mana angka 1497.389 untuk required bottom rebar itu diperoleh?
    Itu dari persamaan:
    \dfrac{M_u}{bd^2} = \phi f_y \rho \big( 1 - \dfrac{f_y \rho}{1.7f'_c} \big)
    Dengan mensubstitusi Mu, b, d (=390 mm), fy, dan f’c yang sesuai, kita bisa mencari nilai \rho = 1.2798 \%  . Sehingga A_s = 1.2798 \% \times 300 \times 390 = 1497.389 \text{ mm}^\text{2}
  4. Hitung tulangan yang digunakan.
    D19 → 6 buah, As = 1698 mm2.
    D22 → 4 buah, As = 1520 mm2.
    Pakai 6D19. Kenapa bukan 4D22 yang luasnya lebih kecil tapi masih memenuhi kebutuhan? Alasannya nanti di bagian akhir.
Tulangan Tumpuan Kanan
  1. Ada momen negatif, maka harus dihitung kebutuhan tulangan ATAS. Caranya sama dengan tulangan lapangan. Klik kanan pada segmen terakhir dari balok kiri.
  2. Cari top reinf yang maksium, klik Details.

    SAP 2000 balok 018
  3. Kebutuhan tulangannya adalah 1388.261 \text{ mm}^\text{2}
  4. Gunakan tulangan 5D19 (As = 1415 mm2).
Tulangan Tumpuan Kiri
Karena di tumpuan kiri tidak ada momen lentur, pakai saja tulangan minimum, 2D19 untuk tulangan bawah dan tulangan atas (As = 566 mm2).
B. Tulangan Balok B2 (Kanan)
Caranya sama dengan balok 1. Cari segmen yang mempuyai momen lentur positif maksimum.

SAP 2000 balok 019
SAP 2000 balok 020
Pada gambar di atas, momen ultimatenya adalah M_u = 18.74 \text{ kNm}   sehingga, \dfrac{M_u}{bd^2} = 0.41 \text{ kNm}
Diperoleh \rho = 0.0013  ,
Atau A_s = 0.0013 \times 300 \times 390 = 152 \text{ mm}^2
PENTING!!
Nah, di sini perlu hati-hati. Perhatikan minimum rebarnya. Di situ tertulis 202.693. Sementara pada balok 1 (kiri), minimum rebarnya adalah 403.343, padahal ukuran penampangnya sama, mutu beton dan tulangannya juga sama, mengapa minimum rebarnya berbeda?
Coba kita cek tulangan minimum sebenarnya dari balok tersebut.
A_{smin} = \dfrac{1.4}{f_y} bd = \dfrac{1.4}{400} \times 300 \times 390 = 409.5 \text{mm}^2
Ternyata angka 403.343 itulah minimum rebar yang sebenarnya. Lalu, angka 202.693 itu darimana?
Pada butir 10.5.3 ACI-318-02, di situ disebutkan bahwa nilai minimum di atas (yang 403.343 itu) boleh tidak digunakan, asalkan tulangan yang dibutuhkan paling tidak sepertiga lebih banyak daripada yang diperlukan dari analisis.
Nah, dari analisis, kita kan perlu 152 mm2. Jika kita tambah sepertiganya, maka menjadi 152 + 50.7 = 202.7 !! Itulah tulangan minimum yang dihitung oleh SAP2000.
TAPI!!! TULANGAN MINIMUM INI TIDAK BOLEH DIGUNAKAN UNTUK BALOK BERUKURAN RELATIF KECIL!
Di bagian commentary ACI-318 tersebut, disebutkan bahwa ketentuan di atas (butir 10.5.3), hanya digunakan untuk balok yang berukuran besar dan masif. Di SNI Beton 2002 dengan jelas menuliskan hal ini (pasal 10.5.3).
Sementara balok yang digunakan di atas (300×450) termasuk balok kecil. Jadi, tulangan minimumnya harusnya 403.343 mm2. Jadi, kita bisa gunakan 2D19 untuk tulangan atas dan bawah balok 2 (kanan).
SUMMARY
Jadi, tabel balok sementara adalah sbb:

SAP 2000 balok 022
Nah, dari sini kita bisa jawab pertanyaan di atas, kenapa tidak menggunakan 4D22 pada tengah bentang balok B1? Jawabannya adalah, untuk memudahkan pelaksanaan, karena di lokasi yang lain (tumpuan balok B1 dan sepanjang balok B2 semuanya menggunakan D19). Untuk konstruksi sederhana yang mudah diawasi, penggunaan diameter yang bervariasi tidak jadi masalah. Tapi untuk skala yang lebih besar, hal seperti ini biasanya dihindari, untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan. Bisa dibayangkan misalnya pada satu lantai terdapat beberapa balok yang menggunakan banyak variasi ukuran tulangan. Bisa-bisa tukangnya kebingungan dan salah pasang tulangan. :)
Catatan:
Di beberapa gambar detail penulangan output SAP2000 di atas, ada detail yang kami tandai dengan tanda silang (cross) merah! Yaitu di bagian Special Moment.
Bagian Special Moment HANYA digunakan untuk pemodelan struktur pemikul GEMPA tipe SRPMK (Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus). Jadi, kalau hanya balok sederhana, balok banyak tumpuan, balok yang tidak memikul gempa, bagian Special Moment ini tidak perlu diperhatikan.
Angka Special Moment ini bisa dihilangkan dengan cara seperti gambar di bawah.
SAP 2000 balok 021
Bagaimana sebenarnya penggunaan Special Moment di atas? Insya Allah dibahas di lain kesempatan. :)
Sekali lagi, pesan sponsor… “hati-hati dengan tulangan minimum hasil output SAP2000, dan juga software yang lain.”. Kami belum mengecek SAP2000 versi terbaru, tapi metode yang mereka gunakan memang ada dasarnya (ACI-318), cuma penerapannya tidak sesuai.

Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000


Bagi anda yang sedang belajar SAP 2000 berikut ini kami berikan langkah-langkah efektif menjalankan program SAP 2000, supaya anda-anda kabeh bisa lebih mudah, fokus dan terarah, tahap demi tahap melakukan pengoperasian sap2000, monggo langsung saja disimak rasah kesuen..
1. Menentukan Model Struktur
Dalam menentukan model SAP2000 sudah menyediakan berbagai macam model struktur, dan kita juga dapat membuat model sendiri dengan terlebih dahulu membuat grid bantu, dalam menentukan model struktur dapat dilakukan dengan memilih menu file-new, sehingga akan tampil gambar seperti dibawah ini :
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan model-model struktur (kiri)
Dan tampilan jika kita memilih Grid Only (kanan)
Dalam penentuan model struktur ini dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara
a. Membuat model struktur yang sudah tersedia diSAP maka pilih selain grid only dan blank pada gambar diatas kiri
b. Membuat model struktur sendiri dengan bantuan grid maka pilih grid only atau blank, abaikan parameter yang ada pada gambar diatas kanan, langsung tekan ok, maka setelah itu kita harus mengedit gridnya. Cara mengedit grid ikuti langkah berikut melalui menu define – Coordinate System /Grid, maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan box Coordinate/grid Sysytem
• Pilih modify/show system, Maka akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Define Grid Data
Isikan parameter grid sesuai dengan model struktur yang ingin dibuat
2. Menentukan material dan nilai material
• Menu Define – material
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Material Property Data
Keterangan :
Concrete (beton) : mutu baja tulangan longitudinal (fy), mutu beton (fc), mutu tulangan geser, sengkang (fys)
Stell (Baja) : Kuat leleh baja (fy), Kuat leleh ultimit (Fu)
3. Menentukan profil (section)
• Menu – Define – Frame Sections
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Frame Property
4. Masukan profil pada element
• Klik elemen sampai muncul tanda putus-putus
• Menu Asign – Frame – Section, maka akan muncul gambar dibawah ini
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Frame Property
5. Menentukan beban yang ada
• Menu Define – Load Case
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Define Load
6. Masukan beban-beban pada elemen
• untuk joint sampai muncul tanda sepert sinar kemudian pilih menu Asign- joint loads -force
• untuk batang sampai muncul tanda putus-putus (——————)
beban pada batang dapat berupa beban yang berbentuk titik, merata, segitiga, dan trapezium, cara membuatnya yaitu dengan memilih Menu assign – Frame/cable/tendon loads- point untuk beban titik pada batang, Menu assign – Frame/cable/tendon loads- distribute untuk beban merata baik segitiga maupun trapesium
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Menu Asign
7. Analysis
• Menu Analysis – Set analysis option
 7 Langkah Efektif Menjalankan Program SAP 2000
Tampilan Analisis Option
• Setelah itu pilih menu analize – run Analyze atau cukup dengan menekan F5

Tutorial Perhitungan Struktur Dengan SAP 2000 V.14




ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14




Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu :
  • Tahap Analisis : berisi pemodelan struktur, Pendefinisian properties materials, dimensi penampang, jenis pembebanan dan kombinasi sampai pada menganalisis gaya-gaya dalam struktur.
  • Tahap Design : untuk menentukan parameter Desain (desain beton bertulang, desain baja, desain aluminium dan lain-lain) dan Peraturan yang menjadi acuan Desain.

  1. Untuk memulai input data untuk analisa struktur, berikut adalah langkah-langkahnya :
  • Buka Program SAP 2000 v.14
  • Dari main menu, klik File > New Model atau klik icon New Model pada sudut kiri atas main window
  1. Memilih Model Struktur , Mengisi Project Information dan mengedit Grid data
    1. Setelah memilih New Model, akan muncul pop up menu untuk memilih Model strukutr yang diinginkan.
  • Pilih Input Unit KN,m,C
  • Isikan Informasi Project yang sedang dikerjakan dengan mengklikModify/Show Info pada sudut kanan atas, setelah itu klik OK.
  • Pilih 2D frames > Klik OK.
  • Mengedit Grid data
    Setelah memilih 2D Frames, akan tampil kotak isian untuk memilih tipe frame dan dimensi portal.
    • Pada 2D Frame Type, Pilih Portal.
    • Pada Portal Frame Dimension, isikan :
      Number of Stories    : 3
      Number of Bays    : 2
      Story Height        : 5
      Bay Width        : 6
      Beri tanda centang pada Use Custom Grid Spacing and Locate Origin, kemudian klik Edit Grid
    • Edit Grid default Sap 2000 dengan menempatkan sumbu Global Portal pada koordinat 0,0.
      Pada X Grid data, isikan data-data : 0, 6, 8
      Pada Y Grid data, biarkan default yaitu : 0
      Pada Z Grid data , isikan data-data : 0, 5, 9, 13
      Klik OK dua kali untuk menutup kotak dialog Edit Grid data.

    Setelah kotak dialog edit grid data tertutup, maka program akan secara otomatis menggambar frame-frame portal berdasarkan koordinat yang telah dimasukan. Hasil peenggambaran Frame oleh program akan terlihat seperti gambar dibawah ini. Tutup jendela 3D View untuk memaksimalkan view port window.
    • Memberi Nomor Joint dan Nomor Batang
      • Dari menu Utama, Klik View > Set Display Options.
      • Pada kotak dialog
        Display Option for Active Window, Beri tanda centang pada Labels (Joints dan Frames/Cables/Tendons) > Klik OK
  1. Penentuan sifat – sifat material dan penampang ( Material Properties and Section)
  • Mendefinisikan Material Data Beton
    • Klik Define > Materials
    • Pada kotak dialog define material, klik Add New Material
    • Pada kotak dialog Material Property data, isikan :
      Nama Material                         : Beton 22,5 Mpa
      Material Type                           : Concrete
      Weight per Unit Volume            : 24
      Modulus Elasticity, E                 : 2,2294057e7
      Poison’s Ratio, U                     : 0,17
      Coeficient Of Thermal Expansion, A             : 1,0e-05
      Specified Concrete Compressive Strenght    : 22500
      Klik OK dua kali untuk menutup kotak dialog Material Property Data.
  • Mendefinisikan Material Data Besi Tulangan
    • Klik Define > Materials
    • Pada kotak dialog define material, klik Add New Material
    • Pada kotak dialog Material Property data, isikan :
      Nama Material                            : BESI POLOS
      Material Type                             : Rebar
      Minimum Yield Stress, fy            : 320000
      Parameter yang lain, biarkan pada kondisi defaultnya
      Klik OK dua kali untuk menutup kotak dialog Material Property Data.
  • Mendefinisikan Frame Section
    • Klik Define > Section Properties Frame Sections
    • Pada Kotak dialog Frame Properties, klik Add New Property
    • Pada kotak dialog add section Property, pilih Material type : Concrete, dan klik Rectangular.
    • Pada kotak dialog Rectangular Section, isikan:
      Section Name        : K40/40
      Pilih material        : BETON 22,5 Mpa
      Depth (t3)        : 0,4
      Width (t2)        : 0,4
    • Klik Concrete Reinforcement
      Pada kotak dialog Reinforcement Data, Rebar Material : Untuk Longitudinal Bars dan Confinement Bars (Ties), pilih BESI POLOS.
      Pada Design Type, pilih Column (P-M2-M3 Design)
      Pada reinforcement Configuration, pilih Rectangular
      Isikan Clear Cover to Confinement Bars : 0,04
      Pada Check/Design :
      pilih Reinforcement to be Designed.
      Biarkan parameter lain pada kondisi default.
      Klik OK dua kali untuk menutup kotak dialog rectangular section.

    • Ulangi Langkah 3 untuk mendefinisikan frame section kolom yang lain.
    • Untuk Frame Balok, caranya sama dengan langkah 3 diatas. Bedanya hanya pada Kotak Dialog Reinforcement data Design Type : Pilih Beam (M3 Design Only).
  1. Mendefinisikan Beban dan kombinasi pembebanan (load and combinations)
  • Define Load Patern
    • Dari menu Utama, klik Define > Load Patterns untuk mendefinisikan jenis-jenis Beban yang akan Bekerja pada Portal.
    • Pada kotak dialog Define Load Patterns, isikan data-data sebagai berikut :
Load Pattern nameTypeSelf Weiht MultiplierAuto Lateral Load Pattern
BEBAN MATIDEAD0
BEBAN HIDUPLIVE0
BEBAN GEMPAQUAKE0None

  • Klik OK untuk menutup kotak dialog define Load Patterns.
  • Menentukan Kombinasi Pembebanan
    • Dari menu Utama, klik Define > Load Combinations
    • Pada Kotak dialog Define Load Combinations, klik Add New Combo
    • Isikan data-data sebagai berikut pada kotak dialog Load Combination Data : Load Combinatin Name : KOMBINASI 1
      Load Case Name     : BEBAN MATI, Scale Factor : 1,2 > klik Add.
      Load Case Name     : BEBAN HIDUP, Scale Factor : 1,6 > klik Add.
      Klik OK untuk menutup kotak dialog Load Combination 1
    • Ulangi langkah Diatas untuk medefinisikan KOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3.
      Kombinasi 2 : 1,2 Beban Mati + 1,0 Beban Hidup + 1,0 Beban Gempa
      Kombinasi 3 : 1,2 Beban Mati + 1,0 Beban Hidup – 1,0 Beban Gempa
      Klik OK untuk menutup kotak dialog Define Load Combination
  1. Menentukan Kondisi perletakan
  • Klik pada Joint Nomor 1 dan 5
    Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain
    Pilih Ikon Jepit ( ), klik OK.
  • Klik pada Joint Nomor 9
    Dari menu utama, klik Assign > Joint > Restrain
    Pilih Ikon sendi ( ), klik OK.

  1. Menerapkan Jenis Frame pada Frame struktur
  • Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
    > Frame Sections, pilih B30/50 > klik OK.
  • Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
    > Frame Sections, pilih B20/30 > klik OK.
  • Blok Frame 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan klik Assign > Frame
    > Frame Sections, pilih K40/40 > klik OK.
  • Blok Frame 7, 8, 9 dan klik Assign > Frame
    > Frame Sections, pilih K30/30 > klik OK.
  1. Memasukan data-data pembebanan pada Frame Struktur
  • Beban Mati
    • Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
      Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 20, klik OK.
    • Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
      Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 15, klik OK.
    • Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -30, klik OK.
    • Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -50, klik OK.
    • Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -40, klik OK.
    • Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI.
      Isikan pada Point Load > Distance > kolom kedua : 0,5
      Isikan pada Point Loads > Load kolom kedua : 40, klik OK.
Setelah Semua Input beban Mati telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :

  • Beban Hidup
    • Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
      Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 8, klik OK.
    • Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
      Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 6, klik OK.
    • Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -20, klik OK.
    • Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -30, klik OK.
    • Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
      Z : -15, klik OK.

    • Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP
      Isikan pada Point Load > Distance > kolom kedua : 0,5
      Isikan pada Point Loads > Load kolom kedua : 25, klik OK.
Setelah Semua Input beban hidup telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :

  • Beban Gempa
    • Klik Joint 2 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
      X : 60, klik OK.
    • Klik Joint 3 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
      X : 70, klik OK.
    • Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
      Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
      X : 50, klik OK.
    Setelah Semua Input beban gempa telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
  1. Asumsi – asumsi dan analisa (analysis options)
    Dalam analisis struktur untuk mengetahui gaya – gaya betang maupun reaksi yang terjadi maupun dalam hal perencanaan akan terjadi proses trial and error untuk mencari solusi yang tepat yang dilakukan secara berulang – ulang. Proses ini dapat saja menyebabkan kerja processor menjadi berat. Pada beberapa kasus, perhitungan yang dilakukan oleh computer tidak perlu menghitung seluruh komponen, namun hanya beberapa bagian tertentu saja. Untuk mengeset agar perhitungan dilakukan sesuai dengan keperluan maka SAP 2000 menyediakan fasilitas pilihan – pilihan analisis.
    Dalam penyelesaian Portal 2D ini, analisis akan dibatasi hanya pada XZ Plane (DOF arah Sumbu Global X dan Z).
  • Dari Menu Utama, Klik Analyze > Set Analysis Option.
  • Klik pada Model Plane Frame > klik OK.
  • Dari Menu Utama, Klik Analyze > Run Analysis atau tekan tombol F5 pada keyboard atau klik ikon pada toolbar.
  • Klik Run Now pada new window Select
    Load Cases To Run.

    Setelah Perintah Run Now pada new window Select
    Load Cases To Run, maka Program akan melakukan analisis dan hasilnya akan ditampilkan dalam bentuk deformasi Struktur seperti seperti telihat pada gambar dibawah ini :
  1. Menampilkan gaya-gaya dalam Struktur
    1. Bidang Momen
  • Klik Display > Show Forces/Stress > Frames/Cables
  • Pada new window
    Member Forces Diagram For Frames, Case/Combo > Case Combo Namepilih BEBAN MATI. Pada Komponent pilih Moment 3-3,
    pada Options Pilih Show Values on Diagram > klik OK.
  • Untuk berpindah dari diagram Momen beban mati ke diagram momen Beban yang lain dapat dilakukan dengan mengklik ikon .
    Salah satu Diagram Momen (akibat Beban Mati) akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini :

————TAHAPAN ANALISIS BERAKHIR SAMPAI DISINI————
TAHAPAN DESAIN
  1. Menentukan Peraturan sebagai dasar Acuan Desain Struktur Beton Bertulang dan parameter-parameter desain beton bertulang yang lain.
  • Dari main menu Klik Design > Concrete Frames Design > View/Revise Preferences.
  • Pada new window Concrete frame Design Preferences, Pilih Design Code : ACI 318-05/IBC2003, biarkan parameter yang lain pada nilai defaultnya kemudian klik OK.


  1. Menentukan Kombinasi Pembebanan yang Akan Digunakan Untuk desain beton Bertulang.
  • Dari main mnenu Klik Design > Concrete Frames Design > Select Design Combos.
  • Pada new window Design Load Combination Selection :
    Pilih KOMBINASI 1 > klik Add
    Pilih KOMBINASI 2 > klik Add
    Pilih KOMBINASI 3 > klik Add
  • Hilangkan tanda Centang pada Automatically Generate Code-Based Design Load Combinaation, klik OK.


  1. Melakukan Perintah Desain Beton
    Dari main mnenu Klik Design > Concrete Frames Design > Start Design/Check of Struktur.


    Setelah perintah Start Design/Check of Struktur, akan muncul hasil desain tulangan Struktur. Agar hasilnya dapat terbaca dengan jelas, ubah satuan desain menjadi KN,mm,C. Hasilnya dalam gambar berikut :

  2. Melihat Detail desain Beton Bertulang
    Untuk dapat melihat detail visual hasil desin Beton bertulang oleh Program, dapat dilakukan dengan cara melakukan klik kanan tepat pada Frame yang diinginkan.
    Dibawah ini adalah hasil desain Beton Bertulang dari Frame 4

    Melihat Ringkasan desain Frame 4 dapat dilakukan dengan cara mengklik pada Summary. Hasilnya akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini :
  3. Melihat Hasil dalam bentuk tabulasi
  • Dari main menu, klik Display > Show Tables
  • Pilih Jenis-jenis data yang input dan output yang ingin ditampilkan dalam tabulasi data.
  • Pada Select Load Paterns pilih beban Mati, Hidup, Gempa
  • Pada Select Load Cases pilih KOMBINASI 1, KOMBINASI 2 dan KOMBINASI 3
  • Klik OK.
  • Pada new window Active degree of Freedom klik Done

  1. Membuat Laporan Hasil Analisis dan Desain dalam bentuk File Word
  • Dari main menu klik File > Create Report.

  • Dalam kotak dialog Word Rich Text Report tentukan direktori tempat file akan disimpan, Isikan nama File dan klik Open maka Program akan melakukan tabulasi report data kedalam bentuk File Word.

  • Beberapa Hasil report SAP 2000 V.14 dalam bentuk File Word








    SELESAI

    sumber: http://nduufi.wordpress.com